Slider

Ramadhan Corner

KARYA WISATA

LAYAR LEBAR

Karya Sastra

FIGUR

ICIP ICIP

Foto dan Dsain

» » Menyambut Ramadhan

Sudah menjadi kebiasaanku dalam menyambut bulan Ramadhan selalu diisi dengan ziarah kubur. Tahun 2009 silam, aku ditemani Erik ketika ziarah ke Banten. Sepulang dari ziarah, kami bertemu dengan teman baru yang dipertemukan dengan cara yang sangat unik. Dari situ rupanya semua kisah ini dimulai. Tapi, kisah itu kini hanya tinggal kenangan, karena kami terpisahkan oleh jarak dan waktu.

Tadi malam (16/06/15) Aku dan sahabatku mengunjungi Gunung Pring di daerah Magelang untuk berziarah. Tujuan keberangkatan kami adalah untuk menyambut datangnya bulan suci ramadhan. Kami berangkat bada sholat Isya, kira-kira pukul delapan malam lebih lima belas menit. Selain karena suasana malam lebih sejuk dan nyaman, alasan kami yaitu waktu kosongnya ya hanya malam hari.

Motor bebek yang kami tumpangi melesat meninggalkan Jogja malam itu juga. Satu jam perjalanan yang kami tempuh rupanya membuat sedikit kelelahan. Ditambah lagi untuk sampai ke tempat ziarah, kami harus menaiki anak tangga. Untunglah, karena niat yang ikhlas rasa lelah pun hilang selepas mengambil air wudu sebelum menaiki anak tangga.

Selepas tiba di atas, kami mengambil ari wudu lagi dan langsung mencari posisi untuk berziarah. Para peziarah begitu ramai dan seolah tak ada sepinya. Sehingga para peziarah yang lain harus bergantian untuk mengikuti tahlilan bersama.

Sekitar 20 menit kami berdoa dan membaca tahlil, setelah selesai kami langsung turun dan menuju motor di tempat parkir. Sempat mengambil beberapa jepretan untuk dokumentasi. Tak lupa juga, sebelum pulang kami mampir di pesantren Darussalam. Kebetulan anak pimpinan pesantren tersebut adalah teman kuliah kami juga.

Segelas energen  panas  yang dihidangkan, setidaknya membantu mengusir rasa dingin yang menyelimuti kami malam itu. Setelah obrolan kami dirasa cukup, kami pun izin pamit untuk pulang. Perjalanan Magelang-Jogja tengah malam penuh dengan tantangan, terutama rasa dingin yang menusuk. Dinginnya angin malam begitu terasa, bahkan menusuk tulang. Meski rasa dingin itu begitu terasa di kaki, Tapi tetap kutahan hingga sampai di Jogja.

Beberapa dokumentasi yang sempat kuabadikan :












«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar: