Dalam integrasi agama dan sains, perlu diupayakan dengan dialog, interaksi dan konfirmasi. Artinya, sains tidak mengarahkan agama kepada jalan yang dikehendakinya dan begitu juga agama tidak memaksanakan sains untuk tunduk pada kehendaknya.
Agama harus membantu sains dengan memberikan perspektif yang berbeda. Sains harus membantu agama untuk melihat kehidupan yang berbasiskan pengalaman empiris.Kita tidak perlu menganjurkan sains untuk berubah-ubah pandangan. Di lain pihak, kita perlu mengingatkan agama [agamawan] untuk bersedia berubah sesuai dengan perkembangnya pengetahuan.
Untuk mencapai itu semua, baik “sains” maupun “agama” harus memiliki dua wajah, yaitu : intelektual dan sosial. Agama dapat didekati dengan rasional dan empiris dan tidak melulu urusan hati saja [spritualisme semata]. Sains pun sebaliknya dapat berwajah sosial, artinya tidak melulu urusan rasional dan empiris semata. Sains mungkin telah berhasil melayani kemanusiaan, tetapi sains juga menimbulkan hal-hal negatif bagi manusia yang justru mengingkari kemanusiaan.
Di sisi lain, agama semakin hari semakin tereduksi oleh sikap Agama terus dilembagakan. Diakui atau tidak, banyak kasus yang dilakukan para pelaku komunitas keagamaan justru menyelewengkan toleransi yang dianjurkan oleh agama yang dipeluknya.
Dengan demikian, sudah saatnya kita harus menghilangkan ”dikotomik” antara agama dan sains. Sudah lama, kita merindukan sebuah harmoni yang para excellence antara ruh spiritualitas agama dan sains. Sudah saatnya, agama dan sains harus menghadirkan kesadaran yang muncul lewat pandangan-pandangan yang lebih harmonis, holistik, serta jauh dari sistem oposisi biner yang diagungkan para penganut positivistik.
Katakan saja, pandangan agama yang dulu sering tidak menerima penemuan-penemuan sains, karena dianggap bertentangan dengan pemahaman wahyu, kini harus bersikap lebih inklusif dan bijak. Sains yang sering dianggap bebas nilai sehingga melupakan nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan oleh agama juga harus membuat ruang yang lebih lebar bagi saran-saran kaum agamawan. Untuk itu, dengan mempelajari dan memahami persoalan ini secara komprehensif, kita dapat mengetahui keselarasan dalam relasi antara agama dan sains..
Tidak ada komentar: