Slider

Ramadhan Corner

KARYA WISATA

LAYAR LEBAR

Karya Sastra

FIGUR

ICIP ICIP

Foto dan Dsain

» » Opor Panas Ala Pak Gino

Pukul 07.00 pagi suara motor khas Pak Gino sudah terdengar. Sontak saya pun yang berada di kamar lantai dua, langsung berdiri dan mengejar ke arah datangnya suara motor tersebut. Di balkon atau teras [depan asrama] itulah biasa Pak Gino memarkirkan motor tahun 70 an. Dengan tablug (bakul khusus di belakang motor) khas warna hijau dikedua sisinya, yaitu untuk mengangkut dagangan yang Pak Gino bawa.

Tak tahu kapan mulainya Pak Gino sudah jualan seperti ini di asrama kami. Yang jelas kami sudha hafal betul dengan manu Pak Gino, kalau pagi hari kadang nasi goreng, opor, dan soto. Kalau sore hari atau menjelang malam hari yaitu nasi putih biasa beserta sayur, ikan, sate, telur dan ayam. Ada satu khas yang tidak bisa lepas dari Pak Gino, yaitu gorengan dan minuman tehnya.

Pagi ini, Pak Gino membawa opor khasnya. Beberapa teman pun datang menghampiri dan berkumpul disekeliling pak gino, siapa cepat dia dapat duluan, meskipun datangnya terakhir. Meski demikian, tetapi bila ada yang lebih duluan dan lebih senior, maka yang merasa junior tetap mempersilakan seniornya terlebih dahulu. Tapi ya tergantung orangnya juga, kadang ada yang ngerti kadang ada juga yang belum ngerti.. biasalah kehidupan namanya juga.

Telat sedikit bisa berabe, pasalnya pak gino hanya membawa beberapa mangkuk saja. Jadi ya kalau ingin mencicipinya harus dulu-duluan. Gak hanya itu, alasan malas keluarlah salah satunya. Sehingga banyak memilih Pak Gino sebagai solusi pengganjal perut yang lapar sementara.

Apapun makanannya minumnya ya teh Pak Gino.... slogan ini mungkin cocok buat Pak Gino. Rasa tehnya yang khas, dan manisnya yang pas, sehingga menurut saya teh Pak Gino lah yang terlezat saat ini. Saya pernah membandingkan rasa teh yang ada di angkringan dan burjo di sekitar atau di tempat yang saya kunjungi, tetapi rasanya tetap kalah jauh dengan rasa teh nya Pak Gino.

Ketika saya tanya langsung pada Pak Gino : Pak tehnya kok enak banget, pake merek apa emang pak?? Dengan gaya bicara yang khas, beliau menjawab :  Kami (maksudnya saya) hanya pake teh merk cap tang Mas.. di warung-warung juga banyak yang jual kok Mas.... mohon maaf, Mas nya mau buat juga atau gimana?......  Demikian potongan dialog kami waktu itu.

Terbukti sudah, meski dengan olahan sederhana, di tangan Pak Gino teh yang biasa itu begitu nikmat dan lezat bagi kami, khususnya saya pribadi.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar: