Ramadhan hari pertama masih bingung mau memilih menu buka puasa dengan apa. Karena kebetulan ada kawan yang datang berkunjung, akhirnya kutawari untuk berbuka di tempat yang gratis. Pilihan yang kutwarkan ada dua tempat, pilihan pertama di Masjid UGM dan pilihan kedua di Masjid Kauman. Karena beberapa pertimbangan, akhirnya kami memilih Masjid Kauman saja.
Di sana menu berbukanya tiap hari ganti, tidak tanggung-tanggung menunya cukup enak dan berkelas. Kalau dirupiahkan sau porsi bisa kenal 15 sampai 20 ribu. Ukuran harga segitu di jogja sudah tergolong mewah.
Bahkan dari beberapa sumber yang pernah saya baca, Masjid kauman itu menghabiskan dana bisa sampai 2 miliar khusus untuk acara bulan ramadhan saja. Hitungan ini menurut saya sudah dengan acara keseluruhan. Wajar saja jika dana yang dihabiskan begitu banyak, sebab selama bulan ramadhan kegiatan itu rutin dilakukan. Untuk pencermah saja selama satu hari ada tiga orang. Kajian sebelum berbuka, Tarawih dan kajian bada subuh.
Masjid Kauman yaitu Masjid yang masih berada di lingkungan Keraton Yogyakarta. Sesampainya di sana, malah tidak kebagian makan. Maklumlah sudah menjadi lautan manusia. Tapi Alhamdulilah masih dapat ta'jilan berupa roti, beberapa butir kurma dan air mineral. Sebetulnya kedatangan kami tidak telat-telat amat dan jarak ke waktu berbuka puasa juga masih lama.
Setelah mengambil beberapa butir kurma, roti dan air mineral kami mendengarkan tausiah dari penceramah. Tidak menunggu beberapa lama adzan magrib pun berkumandang. Setelah niat berbuka dan menyantap tiga butir kurma, kami langsung berwudhu, alasannya supaya tidak kena antrian. Kalau sudah mengantri shalat magribnya bisa telat.
Mungkin karena salah niatnya kurang baik, akhirnya allah tunjukan seketika itu juga. Tapi meski tidak kebagian nasi toh kami juga masih bisa makan di tempat bisa. Semua yang sudah terjadi cukup diambil hikmahnya saja, dan dijadikan sebagai sebuah pelajaran untuk ke depannya.
Di sana menu berbukanya tiap hari ganti, tidak tanggung-tanggung menunya cukup enak dan berkelas. Kalau dirupiahkan sau porsi bisa kenal 15 sampai 20 ribu. Ukuran harga segitu di jogja sudah tergolong mewah.
Bahkan dari beberapa sumber yang pernah saya baca, Masjid kauman itu menghabiskan dana bisa sampai 2 miliar khusus untuk acara bulan ramadhan saja. Hitungan ini menurut saya sudah dengan acara keseluruhan. Wajar saja jika dana yang dihabiskan begitu banyak, sebab selama bulan ramadhan kegiatan itu rutin dilakukan. Untuk pencermah saja selama satu hari ada tiga orang. Kajian sebelum berbuka, Tarawih dan kajian bada subuh.
Masjid Kauman yaitu Masjid yang masih berada di lingkungan Keraton Yogyakarta. Sesampainya di sana, malah tidak kebagian makan. Maklumlah sudah menjadi lautan manusia. Tapi Alhamdulilah masih dapat ta'jilan berupa roti, beberapa butir kurma dan air mineral. Sebetulnya kedatangan kami tidak telat-telat amat dan jarak ke waktu berbuka puasa juga masih lama.
Setelah mengambil beberapa butir kurma, roti dan air mineral kami mendengarkan tausiah dari penceramah. Tidak menunggu beberapa lama adzan magrib pun berkumandang. Setelah niat berbuka dan menyantap tiga butir kurma, kami langsung berwudhu, alasannya supaya tidak kena antrian. Kalau sudah mengantri shalat magribnya bisa telat.
Mungkin karena salah niatnya kurang baik, akhirnya allah tunjukan seketika itu juga. Tapi meski tidak kebagian nasi toh kami juga masih bisa makan di tempat bisa. Semua yang sudah terjadi cukup diambil hikmahnya saja, dan dijadikan sebagai sebuah pelajaran untuk ke depannya.
Catatan Khusus | Ramadhan 1436 H
Hari ke - 1
Tidak ada komentar: