Slider

Ramadhan Corner

KARYA WISATA

LAYAR LEBAR

Karya Sastra

FIGUR

ICIP ICIP

Foto dan Dsain

» » Gadis Itu Mhita

Semuanya bermula ketika Hamzah yang sedang asyik mendengarkan nyanyian grup Nasyid Syahada yang berjudul Tabah. Ketika itu ada pesan masuk dari akun facebook temannya. Setelah dibuka ternyata dari sahabatnya; Fadli.

Fadli adalah sahabat Hamzah yang kini melanjutkan studi di Bandung. Dari facebook Fadli inilah akhirnya Hamzah berkenalan dengan sosok yang begitu rupawan dan menggunakan jilbab besar. Biasanya julukan yang saat ini nge-trand untuk tipe wanita seperti itu disebut jilbaber. Entah dari mana dan siapa asal mula yang menggunakan kata-kata tersebut.

Hamzah enggan bertanya perihal siapa gadis tersebut. Baginya itu adalah hal yang sangat privasi dan sekaligus prinsip. Semuanya ia pendam dalam-dalam dan harga mati, pokoknya jangan sampai orang lain mengetahuinya.

Meski Fadli sering menyinggung Hamzah terkait siapa orang yang saat ini dekat dengannya, Hamzah selalu pandai menghindar dan mengalihkan topik ke yang lain. Sebetulnya itu ia lakukan sengaja, sebab Hamzah tak mau urusan pribadi nya diketahui oleh orang lain, termasuk sahabat dekatnya sendiri.

Memang Hamzah dari dulu tidak se-terbuka Fadli. Jika ada perempuan yang disukainya, pasti Fadli langsung terus terang dan mencari siapapun sahabatnya yang bisa menghubungkan dirinya dengan gadis pujaan nya tersebut.

Rupanya hal ini berbanding terbalik dengan Hamzah. Ia lebih pemalu dan cenderung penakut. Jika sudah dihadapan perempuan ia langsung gugup dan bergetar. Padahal jika dibandingkan, Hamzah lebih gagah dan lebih tampan ketimbang Fadli. Tetapi untuk urusan yang satu ini Hamzah kalah berani.

Meski Fadli sering menyinggung nya dengan canda-an yang ringan. Entah itu di telepon atau ketika cahtting.

Zah, ente itu padahal lebih keren dari pada ane.. tapi kok malah sampai sekarang masih jomblo….” Ledek Fadli di chatting facebook.

Dengan gayanya yang khas, Hamzah membalasnya santai. “Jomblo itu prinsip bukan nasib Dli…” jawab Hamzah singkat.

Meski keduanya sering menjelekkan, tetapi tetap akur dan baik.

***
Gadis cantik dan jilbaber itu Mitha namanya. Dara asal Tebing Tinggi - Medan ini, kini sedang melanjutkan studinya di salah satu kampus yang terletak di kota kembang; Bandung. Gadis nan cantik jelita itu tidak hanya baik secara fisik, tetapi hatinya juga bersinar seperti sinar mentari di pagi hari yang memberikan kesejukan dan keindahan.

Balutan jilbab merah-marun dan paduan busana muslimah yang menutup tubuhnya, aduhai alangkah sempurna nya gadis itu. Mata lelaki mana yang tak terpikat oleh kecantikan rupa dan kesolehan pribadinya. Ah, sungguh beruntung laki-laki yang dapat meminang nya kelak.

Dari balutan kain yang menutupi badannya, sudah terpancar aura keindahan sang pencipta. Aduhai begitu sempurna engaku tuhanku, yang telah menciptakan seorang gadis yang begitu indah rupa dan budinya. Hati ini terpikat dan dibuat jatuh tak berdaya.

Hamzah kenal Mitha sudah lama, itu pun hanya kenal di jejaring sosial; facebook lebih tepatnya. Tapi, untuk bertemu langsung apalagi menyapanya, jangan harap kawan, ia tak akan berani.

Kata Hamzah, “Mitha itu parasnya rupawan, anggun dan begitu sempurna, sedangkan aku tak pantas dan bukan siapa-siapa”.

Dalam pemahaman Hamzah, ia begitu memegang teguh dan begitu memaknai betul akan maksud dari QS. An-Nuur [24] : 26, bahwa laki-laki yang baik itu bagi perempuan yang baik pula dan begitu juga sebaliknya. Pendapat lain juga berbeda-beda terkait penafsiran ayat tersebut.

Tiba-tiba Hamzah tersadar dari lamunannya. “Kok aku bisa ngelantur sampe kesana ya…" Mungkin Mita sudah punya calon, tentunya lebih ganteng dan lebih mapan dari aku. Jangan berharap lebih, dan jangan macam-macam. Ucap Hamzah dalam hatinya.

"Tak apalah… aku ini kan hanya berusaha menuangkan rasa kekaguman terhadap seseorang yang begitu spesial dan membuat aku benar-benar jatuh cinta ketika pertama kali melihatnya. Aku sadar bahwa laki-laki itu memang terpana dan tertipu dengan kecantikan wanita, tetapi laki-laki juga tidak bodoh dalam menilai mana yang cantiknya dibuat-buat, dengan kecantikan yang terpancar dari dalam dirinya". Gumam Hamzah sambil berjalan meninggalkan tempat duduknya.

***

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar: