Slider

Ramadhan Corner

KARYA WISATA

LAYAR LEBAR

Karya Sastra

FIGUR

ICIP ICIP

Foto dan Dsain

» » Spiderman dan Sendman

Pagi ini rabu,16/10/13. Kami seperti biasa melakukan rutinitas pagi, yaitu main futsal bareng di Gaol. Meski harus merogoh kocek lima ribu rupiah untuk main satu jam, bagi kami itu biasa. Sebab dengan uang lima ribu tersebut, secara tidak langsung kami telah menjaga diri dari sebuah kedzoliman.

Ketika kita diberikan tubuh dan dianugerahi kesehatan maka tugas atau kewajiban kita yaitu menjaganya. Salah satu menjaga tubuh itu ialah berolahraga. Dengan olah raga badan akan terhindar dari penyakit dan menjadikan badan sehat. “orang yang tidak pernah olah raga, berarti ia telah mendzolimi dirinya sendiri…” begitu kata KH. Anwar Sanusi ketika mengisi kajian di TVRI.

Sebab tugas manusia ialah menjaga amanat allah. Nah dalam kaitan ini, tubuh juga merupakan amanat dari Allah yang harus kita rawat dan kita jaga. Kita akan merasa sesuatu itu penting dan benar-benar memiliki manfaat manakala memperoleh kebalikan apa yang tidak kita harapkan. Kita merasa sehat itu indah, penting dan mahal ketika kita jatuh sakit. Banyak hal lain yang tidak kita sadari saat ini.

***

Tak sengaja, setelah mandi dan melaksanakan tugas dari ‘bos’ saya nonton film Spiderman. Sambil menyantap daging Qurban yang sudah saya rebus tadi malam, dan ditemani salah seorang sahabat pula. Setelah selesai, saya melanjutkan nonton Spiderman. Saya tertarik dengan adegan-adegan dalam film tersebut, terutama percakapan nya.

Ada beberapa percakapan yang saya tangkap dalam film tersebut. Salah satunya yaitu ketika sang Bibi menanyakan tentang Jean (Marry Jean Watson). Tetapi kala itu Peter Parker mengatakan bahwa dirinya sudah melupakannya, “seorang suami harus mendahulukan istrinya sebelum dirinya… sedangkan aku, telah menyakitinya…” ucap Peter. Peter mengakui kalau ia telah menyakiti Jean. Sambil mendekati sang bibi, Peter memberikan sebuah cincin yang dulu ingin ia berikan kepada Jean sebagai tanda keseriusan nya.

Mendengar pengakuan Peter, sang bibi mengatakan “aku tahu kau orang yang baik, mulailah dari yang tersulit, maafkanlah dirimu Ben... kelak, semuanya akan kembali…” dengan nada penuh kelembutat. Sang bibi meletakkan kembali cincin itu di atas meja dan meninggalkan Peter.

Tak hanya adegan itu, di akhir film lebih seru dan menurut saya sangat menyimpan makna yang paling dalam. Ketika Sendman (manusia pasir) berkata, “aku tak pernah menginginkan semua ini…. Waktu itu anak ku sekarat dan aku butuh uang.

Saat itu aku bertemu dengan pamanmu, aku menyuruh ia keluar dari mobilnya.. lalu ia mengatakan padaku,”kenapa kau melakukan hal yang demikian.. lebih baik kau taruh senjatamu dan kembali pulang….” Waktu itu aku panik dan melihat temanku lari.. dan ada senjata di tanganku.

Aku tak tidak meminta kau untuk memaafkan ku, tapi aku hanya ingin kau paham…”. Mata sang manusia pasir pun berlinang, kemudian ia berkata, “saat ini, yang aku punya hanya anakku seorang….” Ia membalikkan badan dan berjalan meninggalkan Spiderman.

Baru beberapa langkah Sendman meninggalkan tempat berdirinya, dan kala itu Spiderman masih compang-camping, lalu dengan sambil berlinang air mata Peter Parker berkata “kau sudah aku maafkan…

Matanya Sendman semakin nanar dan berwarna merah. Akhirnya manusia pasir pun terbang bersama angin yang membawanya pergi.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar: